Sabtu, 08 Maret 2008

IMAGINE It!




[perhatian!ketika membaca cerita ini dibarengi dengan mendengarkan lagu Caravansary dari Kitaro.]

Dear my friends,

masih ingat lagu Bundanya Melly Goeslaw ? jika masih lupa, nih tak kasih lirik lagunya.

BUNDA

ku buka album biru
penuh debu dan usang
ku pandangi semua gambar diri
kecil bersih belum ternoda
pikirkupun melayang
dahulu penuh kasih
teringat semua cerita orang
tentang riwayatku

reff#
kata mereka diriku slalu dimanja
kata mereka diriku slalu dtimang

nada nada yang indah
slalu terurai darinya
tangisan nakal dari bibirku
takkan jadi deritanya

Sekarang...bayangkan ketika kita masih bayi.

Bayi_18

saat dimana diri ini tak berdaya sama sekali
saat dimana diri ini hanya bisa merengek
saat dimana diri ini sangat..sangat bergantung pada kedua orangtua kita dalam segala hal. Dengan penuh rasa sayang dan kelembutan mereka menjaga serta merawat diri kita sepanjang hari tanpa kenal lelah. Di malam hari, mereka saling bergantian menjaga buah hati kesayangannya.

Ketika kita sedang menangis...

Mom



dengan penuh kelembutan, menimang diri ini sambil menghibur agar kita berhenti mengangis dan kemudian tersenyum kecil, ini adalah hal yang melegakan bagi mereka. Tak jarang pula kita pipis pada pakaian kedua orangtua, namun mereka membalasnya dengan berucap sayang "waah..anak ibu/ayah sudah pintar sekarang". Dengan segera , ibu/ayah kita mengganti popok tersebut dengan yang bersih dan lembut. Saat kita haus..hangatnya kasih sayang ibu sangat kita rasakan, dengan langsung menyusui si buah hati ini. Beberapa bulan kemudian ketika kita mulai paham melihat suatu benda, diajarinya mengucapkan nama benda tersebut secara perlahan, huruf demi huruf hingga kita dapat mengucapkannya. Tak lama kemudian, kita mulai belajar merangkak langkah demi langkah dan kedua orang tua kita terus memberi semangat agar kita terus merangkak "ayo nak..ke sini". Dua bulan selanjutnya kita mulai belajar berdiri, dengan bantuan dari kedua orang tua yang kita sayangi dan upaya untuk terus dapat berdiri, akhirnya kita dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari mereka. Melihat kejadian tersebut ayah berucap"duuh pinternya anak ayah!". Di malam hari ketika ingin tidur kita selalu dibacakan dongeng dan tak lupa dininabobokan hingga kita tertidur dengan pulasnya. Seiring dengan berjalannya waktu kita mulai aktif bermain-main di dalam maupun halaman rumah, sering kali kedua orang tua kita ikut dalam permainan tersebut. Sembari bermain mereka juga memberikan nasihat-nasihat ringan, di saat itu pula diri ini membuat perasaan mereka terluka, karena kita tidak mendengarkan bahkan masa bodoh akan nasihat yang telah disampaikannya.

Di hari pertama sekolah dengan perasaan riang gembira kita menuju pada suatu tempat yang kita anggap sangat menyenangkan dan mengasyikan, ditambah lagi kesenangan kita karena ayah dan ibu mengantarkan kita ke sekolah. Setelah sekian hari berlalu..perasaan gembira dan bangga terlihat dari kedua mata orang tua kita yang bersinar dan agak berkaca-kaca ketika kita berhasil menjadi juara kelas. Hal tersebut berulang hingga kelas XII SMA semester kedua dan pada akhirnya nama kita tercetak pada surat kabar nasional dalam daftar siswa yang lulus SPMB, sungguh suatu prestasi yang patut dibanggakan. Namun bukan tanpa celah, hanya sebagian kecil saja dari waktu yang kita miliki digunakan untuk berbakti pada kedua orang tua selebihnya kita luangkan demi kepentingan sendiri dan cenderung tidak bermanfaat.Apakah kita ingin menjadi malin kundang-malin kundang versi sekarang?

My friends...

Sekarang cobalah tatap wajah kedua orang tua kita

kemudian bayangkan saat wajah mereka makin menua, kerut-kerutan di wajahnya makin jelas, rambutnya makin memutih, tubuhnya sudah tidak tegap lagi, dan saat ini mereka mulai sakit-sakitan. Tiba-tiba kita mendengar keadaan mereka semakin parah, untuk bangkit dari tempat tidur mereka tak mampu lagi dan...terdengar tarikan nafasnya begitu berat.

Sekarang...Condolence.

di depan rumah kita terdapat bendera kuning yang bertuliskan nama mereka dan di sudut ruang tamu...mereka telah terbujur kaku dengan hanya dibalut kain putih polos disekujur tubuhnya.
Apa yang dapat kita lakukan bagi mereka saat ini?
TIDAK ADA....

tak ada kesempatan lagi bagi kita untuk membahagiakan mereka
tak berguna ribuan air mata yang menetes dihadapan mereka
tak ada gunanya penyesalan-penyesalan dan sumpah serapah,omong kosong!
toh mereka tak dapat bangkit kembali.

My friends...

sebelum terlambat...lakukan Persembahan Terbaik kita bagi mereka.
Mulai dari SEKARANG!
Mulai dari DETIK INI JUGA!

BUAT MEREKA TERSENYUM
BUAT MEREKA BAHAGIA
BUAT MEREKA BANGGA

-Semoga kita semua dijadikan Allah SWT sebagai anak yang pandai berbakti bagi kedua orang tua, amin-

Tidak ada komentar: